TANTANGAN INDONESIA SEBAGAI NEGARA MARITIM

-

 🌊 Masyarakat Maritim Indonesia: Cerita, Masalah, dan Mimpi

1. Masyarakat Laut Itu Siapa Sih?

Jadi gini… Indonesia tuh negara kepulauan ya, pulau-nya buanyaaak banget—17 ribu lebih! Terus garis pantainya? Panjang banget, bisa muterin bumi dua kali lebih. Tapi anehnya, orang-orang yang hidup deket laut—yang kerjaannya nelayan, petambak, pelaut, sampe pedagang ikan—malah banyak yang hidup susah. Iya, di tengah laut yang kaya, mereka masih berkutat sama kemiskinan. Ironis ya? Kaya tapi nggak bisa menikmati kekayaan sendiri. Gue tuh kadang mikir, kok bisa sih?

2. Gimana Sih Kehidupan Mereka?

Pertama, mereka tuh pinter banget soal laut. Serius. Mereka ngerti banget angin, bintang, warna air laut—kayak punya GPS bawaan gitu. Contohnya ya Suku Bajo… mereka bisa menyelam lama banget tanpa alat bantu. Gokil, kan?

Terus, laut buat mereka bukan cuma tempat cari makan. Tapi juga sakral. Penuh makna. Ada ritual-ritualnya juga, kayak sedekah laut. Kayak bilang makasih ke laut gitu loh.

Tapi, ya balik lagi... banyak dari mereka itu tergantung sama pemilik modal. Nelayan kecil biasanya minjem ke tengkulak. Akhirnya? Dapet duitnya dikit banget. Udah capek-capek melaut, eh yang kaya malah orang lain. 😤

3. Jenis-Jenis Kemiskinan? Banyak Banget…

Nggak cuma soal duit, kemiskinannya tuh berlapis-lapis:

  • Absolut: Ini yang paling nyesek. Nggak bisa makan, nggak bisa sekolahin anak. Kalau cuaca buruk, nggak bisa melaut, ya nggak makan.

  • Relatif: Mereka ngerasa miskin karena liat tetangga yang punya kapal besar, alat tangkap canggih.

  • Struktural: Sekolah jauh, puskesmas jauh, jalanan jelek.

  • Super-struktural: Kebijakan kadang lebih nguntungin korporasi besar. Nelayan kecil? Kepepet terus.

  • Kultural: Kadang ada juga nilai-nilai lama yang bikin mereka nggak berkembang. Misalnya nganggep sekolah itu nggak penting. 😔

4. Terus Gimana Solusinya?

Hmm… sebenernya ada kok harapan. Asal serius.

  • Bikin koperasi: Jadi mereka bisa usaha bareng-bareng. Nggak harus ngutang ke tengkulak terus.

  • Ada pendampingan: Bukan cuma teori ya, tapi langsung praktik. Ajari ngolah hasil laut, melek keuangan, pentingnya sekolahin anak.

  • Kasih modal: Tapi jangan cuma kasih doang. Harus diajarin juga gimana pakainya, terus dikontrol. Biar modalnya nggak habis sia-sia.

🌊 Kekayaan Laut Indonesia — Banyak Banget, Sumpah

Lo tau nggak sih… posisi Indonesia tuh strategis banget. Diapit dua samudra: Hindia sama Pasifik. Bener-bener “jalur emas”-nya laut. Laut kita itu luasnya sekitar 5,8 juta km²—kebayang nggak tuh, segede apa?

Terus biodiversitasnya… gila sih. Ada ribuan spesies ikan, ratusan jenis rumput laut, terumbu karang, pokoknya surganya laut deh. Bahkan 76% spesies terumbu karang dunia tuh ada di laut kita! Kita ini literally jantungnya segitiga karang dunia, bro. Tapi… ya begitulah, nanti gue ceritain kenapa itu semua lagi-lagi malah bikin miris.

Garis pantai kita juga panjang banget. Sampai 108.000 km! Hutan mangrove kita tuh mewakili 20% dari seluruh mangrove di dunia! Itu banyak banget, asli. Nilai ekonomi laut kita? Katanya sih nyampe US$ 2,5 juta triliun setahun. Tapi yaa… lo tau sendiri siapa yang nikmatin 😒

⚠️ Laut Kita Lagi Sakit, Bro…

Ini yang bikin sedih. Sekaya-kayanya laut Indonesia, tapi kondisinya? Hmm… cuma 5,3% terumbu karang kita yang masih dalam kondisi sangat baik. Sisanya? Yah, banyak yang rusak parah. 😓

Penyebabnya? Banyak. Global warming, itu udah pasti. Tapi juga kelakuan manusia. Penangkapan ikan berlebihan, illegal fishing, pake bom segala. Racun. Jaring yang ngerusak karang. Ya gimana nggak rusak?

Sampah? Waduh, jangan ditanya. Plastik, logam, apapun itu nyampe ke laut dalam. Dan tau nggak? Butuh waktu 50–400 tahun buat mereka terurai. Gila sih. Kayak kita tuh buang sampah ke laut terus ninggalin buat cucu cicit kita 😤

🛑 Laut Rusak? Siapa Yang Rugi? Ya Kita Sendiri…

Ini nih, yang suka nggak disadarin. Kerusakan laut sekarang itu efek dari kelalaian kita dulu-dulu. Dan kalo sekarang masih cuek… ya siap-siap anak cucu kita cuma bisa liat laut dari Google aja.

Mau nelayan, mau wisatawan, semua bakal kena imbasnya. Jadi ya… jaga laut tuh bukan buat gaya-gayaan doang. Tapi buat kelangsungan hidup kita. Sekarang, bukan nanti.

🎣 Potensi Perikanan Kita? Gede Banget, Tapi…

Iya, pelabuhan perikanan kita tuh rame terus. Nelayan kerja keras, tiap hari narik jaring, nangkep ikan, kecuali pas musim nggak bersahabat ya. Tapi… ikan kita tuh macem-macem banget, ada Tuna, Tongkol, Cakalang, Udang, Kepiting, Lobster—semuanya ada!

Dan gila sih… Indonesia nyumbang 10% dari produk perikanan dunia. Tapi ya gitu, potensi budidaya laut kita lebih dari 12 juta hektar, tapi baru dimanfaatin kurang dari 3%. Kurang greget nggak sih?

⚠️ Masalah Lagi: Illegal Fishing & Tata Kelola Berantakan

Cuy… illegal fishing tuh kayak maling yang tiap hari ngambil ikan dari laut kita. Pake bom, sianida, kompresor… pokoknya barbar banget. Akibatnya? Rugi miliaran. Ikan ilang. Ekosistem hancur.

Terus, industri pengolahan ikan kita juga belum maksimal. Bayangin, hasil laut segitu banyaknya, tapi banyak yang dijual mentah, nggak diolah. Padahal kalo diolah, nilainya bisa naik berkali-kali lipat.

Belum lagi urusan tata kelola. Banyak pihak, tapi nggak kompak. Kayak grup band yang nggak latihan tapi maksa manggung.

🌱 Gimana Harusnya?

Solusinya sih sebenernya udah ada di depan mata: perikanan berkelanjutan. Ya, kuncinya di situ. Tapi ya… harus bener-bener dijalanin, bukan cuma wacana.

Tiga hal penting:

  1. Lingkungan tetap lestari

  2. Ekonomi jalan terus

  3. Sosialnya juga dapet — masyarakat sejahtera

Keseimbangan itu yang susah. Tapi bukan berarti mustahil, ya nggak?

💔 Ironi yang Bikin Gemes: Lautnya Kaya, Nelayannya Miskin

Ini yang bikin geregetan. Lo bayangin deh… ada 7,8 juta orang yang hidup di pesisir dan bergantung ke laut, tapi mayoritas dari mereka itu miskin. Data 2017 aja nunjukin kalo nelayan itu salah satu kelompok termiskin di Indonesia. Padahal mereka kerja keras lho, bukan rebahan doang.

Masalahnya klasik: alat tangkap seadanya, modal pas-pasan, hasil tangkapan dijual murah. Terus karena terumbu karang rusak, mereka harus melaut lebih jauh. Artinya? Biaya naik, hasil belum tentu.

🌊 Ancaman Buat Masa Depan

Laut rusak → ikan makin dikit → nelayan makin susah → anak cucu kita? Bisa-bisa nggak bisa nelayan lagi. Apalagi kalo illegal fishing dan eksploitasi terus dibiarkan. Bener-bener lingkaran setan.

✅ Solusinya Ya… Jaga Laut Baik-Baik Lah

Harus ada:

  • Teknologi yang ramah lingkungan

  • Kebijakan yang inovatif tapi realistis

  • Konservasi beneran, bukan cuma simbolik

  • Batas tangkap yang jelas

Biar laut kita bisa terus hidup, buat sekarang… dan buat nanti.

📌 Intinya Cuma Satu:

Indonesia tuh negara bahari. Laut kita kaya, super kaya. Tapi… kekayaan itu nggak otomatis bikin masyarakatnya sejahtera. Harus ada pengelolaan yang adil, berkelanjutan, dan berpihak ke rakyat kecil.

Kalau nggak, ya siap-siap hidup di negeri laut… tapi nelayannya tinggal cerita.


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Problematika yang ada di dalam akuntansi

-
Gambar
Dalam kehidupan sehari hari setiap pengerjaan yang dilakukan oleh manusia terkadang beresiko salah,karena itu adalah hal lumrah bagi setiap manusia baik disengaja maupun tidak.Nah kali ini mimkmn mau bahas ni apa aja sih problematika yang ada didalam Akuntansi. Masalah masalah yang sering dihadapi dalam akuntansi Kesalahan dalam akuntansi merupakan hal yang umum terjadi, baik di perusahaan besar maupun kecil. Kesalahan ini bisa berdampak signifikan terhadap laporan keuangan dan pengambilan keputusan bisnis. Berikut beberapa kesalahan umum yang sering terjadi dalam akuntansi: Kesalahan Pencatatan Pencatatan transaksi yang tidak lengkap: Tidak semua transaksi dicatat dengan benar, baik dari segi jumlah maupun akun yang dituju. Pencatatan transaksi ganda: Satu transaksi dicatat lebih dari sekali. Kesalahan dalam pengklasifikasian akun: Transaksi dicatat pada akun yang salah, misalnya beban dibebankan ke aset. Kesalahan dalam penentuan periode akuntansi: Transaksi tidak dicatat pada...
Baca selengkapnya

Jenis jenis pajak yang sering diperhitungkan dalam Akuntansi

-
Gambar
Hai sobat Akuntansi lovers....gimana nih masih semangat belajar akuntansinya?kali ini mimin mau sharing nih tentang apa aja sih pajak pajak yang sering diperhitungkan di dalam akuntansi Jenis jenis pajak yang sering diperhitungkan dalam akuntansi Pajak pertambahan Nilai(PPn) Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak tidak langsung yang dikenakan pada setiap tahap produksi dan distribusi barang atau jasa di dalam negeri. Pajak ini dihitung berdasarkan persentase dari nilai transaksi dan ditambahkan ke harga akhir yang dibayarkan konsumen. Tujuan utama PPN adalah untuk memperoleh pendapatan negara, menstabilkan perekonomian, dan menciptakan keadilan dalam sistem perpajakan. Mekanisme PPN melibatkan pengusaha kena pajak (PKP) yang berkewajiban memungut, menyetor, dan melaporkan PPN ke negara. PKP juga berhak atas kredit pajak masukan atas PPN yang telah dibayar untuk pembelian barang atau jasa yang digunakan dalam usahanya. Dengan memahami PPN, kita dapat memahami bagaimana pajak berpera...
Baca selengkapnya

MASYARAKAT MARITIM

-
Gambar
1. Masyarakat Maritim: Sebuah Cerita Nyata Jadi gini... masyarakat maritim tuh ya… hmm, gimana ya jelasinnya… mereka tuh orang-orang yang hidupnya deket banget sama laut. Maksud gue, bukan cuma deket secara lokasi, tapi juga deket secara hati. Kayak… laut tuh udah jadi bagian dari hidup mereka. Udah kayak rumah kedua. Mereka kerja sebagai nelayan, petambak garam, ada juga yang pelaut atau budidaya ikan. Pokoknya, hidup mereka tuh nggak bisa jauh-jauh dari air asin. Tapi ya… yang bikin sedih tuh, walaupun mereka tinggal di negeri yang katanya kaya lautnya, kenyataannya… banyak dari mereka yang masih hidup susah. Ironis banget nggak sih? Negara kepulauan, pulau di mana-mana, garis pantai panjang banget—eh tapi orang yang tinggal deket laut malah hidup pas-pasan. Gue nggak ngerti juga kadang. Kayak ada yang salah gitu. 2. Karakteristik Masyarakat Maritim Pengetahuan Tradisional Nah, ini menarik sih. Masyarakat maritim tuh punya ilmu sendiri, yang kadang malah lebih keren dari yang diajari...
Baca selengkapnya