Mengenal Akuntansi umum dan Akuntansi syariah.Apa yang membedakanya?


Hai sobat akuntansi Lovers,mungkin kalian sering mendengar istilah akuntansi syariah?apasih bedanya dengan akuntansi umum?mari kita ulas

 Akuntansi Umum



Akuntansi umum adalah cabang akuntansi yang berfokus pada pencatatan, pengklasifikasian, dan pelaporan transaksi keuangan suatu bisnis untuk digunakan oleh pihak eksternal seperti investor, kreditor, dan pemerintah.  Tujuannya adalah untuk memberikan informasi yang akurat dan transparan tentang kondisi keuangan perusahaan, mengikuti standar dan prinsip akuntansi yang diterima umum (GAAP).  Informasi ini digunakan untuk membuat laporan keuangan, menilai kinerja perusahaan, membuat keputusan investasi, dan memenuhi kewajiban hukum.  Contoh kegiatan akuntansi umum meliputi pencatatan transaksi, pembuatan jurnal, neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas.  Singkatnya, akuntansi umum penting untuk memberikan informasi keuangan yang akurat dan transparan kepada pihak eksternal, yang membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat dan membangun kepercayaan investor dan pemangku kepentingan lainnya.

Prinsip Akuntansi Umum (GAAP) adalah seperangkat aturan dan standar yang digunakan untuk mencatat, mengklasifikasikan, dan melaporkan transaksi keuangan suatu bisnis.  Tujuannya adalah untuk memastikan konsistensi dan keakuratan data keuangan yang dilaporkan, sehingga dapat dipahami dan diandalkan oleh semua pihak yang berkepentingan.  Beberapa prinsip penting dalam GAAP meliputi penghindaran penghindaran, konsistensi, materiilitas, kesinambungan usaha, kehati-hatian, kesesuaian, dan pengungkapan penuh.  Prinsip-prinsip ini memastikan bahwa data keuangan yang dilaporkan dapat diandalkan, konsisten, dan dipahami oleh semua pihak yang berkepentingan.

Akuntansi Syariah



Akuntansi syariah adalah sistem akuntansi yang didasarkan pada prinsip-prinsip Islam, bertujuan untuk memastikan transaksi keuangan sesuai dengan hukum dan etika Islam.  Perbedaan utama dengan akuntansi umum terletak pada larangan riba (bunga), gharar (ketidakpastian), dan maisir (judi), serta penekanan pada zakat, wakalah, transparansi, dan akuntabilitas.  Tujuan akuntansi syariah meliputi pemenuhan kewajiban agama, peningkatan etika bisnis, transparansi dan akuntabilitas, dan pertumbuhan ekonomi Islam.  Contoh penerapannya dapat dilihat pada perbankan syariah dan asuransi syariah.  Singkatnya, akuntansi syariah mengintegrasikan prinsip-prinsip Islam dalam pengelolaan keuangan untuk menciptakan sistem keuangan yang adil, etis, dan transparan, serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan berlandaskan nilai-nilai Islam.

Prinsip akuntansi syariah didasarkan pada ajaran Islam, khususnya Al-Qur'an, Hadits, dan Fiqih, yang membedakannya dari akuntansi konvensional.  Prinsip-prinsip ini mengatur teknis pelaksanaan akuntansi syariah, seperti zakat, bebas bunga, dan keharusan halal, serta perilaku para pelaksana, termasuk pengusaha, akuntan, investor, dan kreditor.  Akuntansi syariah menekankan keadilan, kejujuran, dan transparansi dalam pengelolaan keuangan, serta melarang riba, gharar, dan maisir.  Prinsip pertanggungjawaban juga menjadi penting dalam akuntansi syariah, karena setiap orang bertanggung jawab atas harta yang dimilikinya kepada Allah SWT.  Akuntansi syariah bertujuan untuk menciptakan sistem keuangan yang adil, etis, dan transparan, serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan berlandaskan nilai-nilai Islam.

Perbedaan Akuntansi umum dan syariah

Akuntansi umum dan syariah memiliki perbedaan mendasar dalam prinsip dan praktiknya, terutama karena akuntansi syariah didasarkan pada nilai-nilai Islam, sementara akuntansi umum mengikuti standar dan prinsip yang berlaku secara global. Berikut adalah beberapa perbedaan utama:
  1. Prinsip dasar
  • Akuntansi Umum: Berfokus pada profitabilitas dan pertumbuhan ekonomi, menggunakan standar dan prinsip akuntansi yang diterima umum (GAAP) untuk memastikan konsistensi dan transparansi
  • Akuntansi Syariah: Berlandaskan nilai-nilai Islam, seperti keadilan, kejujuran, dan transparansi, melarang riba, gharar, dan maisir, serta menekankan zakat, wakalah, dan pertanggungjawaban.
2. Transaksi Keuangan:
  • Akuntansi Umum: Membolehkan berbagai bentuk transaksi keuangan, termasuk riba (bunga).
  • Akuntansi Syariah: Membatasi transaksi keuangan yang sesuai dengan prinsip Islam, melarang riba dan menekankan transaksi berbasis bagi hasil (profit sharing) atau jual beli yang adil.
3.Penerapan
  • Akuntansi Umum: Digunakan secara luas oleh berbagai perusahaan dan organisasi di seluruh dunia.
  • Akuntansi Syariah: Diterapkan dalam lembaga keuangan syariah, seperti bank syariah, asuransi syariah, dan perusahaan yang ingin menerapkan prinsip Islam dalam pengelolaan keuangan.
4.Penerapan Zakat:
  • Akuntansi Umum: Tidak secara khusus mempertimbangkan zakat dalam sistem akuntansinya.
  • Akuntansi Syariah:  Menekankan kewajiban zakat dan mewajibkan perusahaan untuk mencatatnya sebagai bagian dari kewajiban sosial dan keagamaan.
5.Transparansi dan Akuntabilitas:
  • Akuntansi Umum:  Menekankan transparansi dan akuntabilitas dalam laporan keuangan.
  • Akuntansi Syariah:  Lebih menekankan transparansi dan akuntabilitas, dengan tujuan untuk memastikan pengelolaan keuangan yang adil dan bertanggung jawab.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Problematika yang ada di dalam akuntansi

Jenis jenis pajak yang sering diperhitungkan dalam Akuntansi

MASYARAKAT MARITIM